Assalamualaikum Wr. Wb.
Pada kesempatan kali
ini saya akan berbicara tentang LGBT, apa itu LGBT ? bagaiman tangggapan
masyarakat luas ? dan lain sebagainya akan saya tuangkan dalam penulisan saya
kali ini…
Fenomena
lama yang kembali menjadi perbincangan masyarakat khususnya Indonesia yaitu
seputar LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). LGBT dalam artian ini
mengacu kepada komponen orientasi seksual yang tak lazim dalam konteks sosial
dan keagamaan. Lesbian mengacu kepada ketertarikan seorang perempuan terhadap
perempuan lainnya. Gay mengacu kepada ketertarikan seksual seorang laki-laki
terhadap laki-laki lainnya. Biseksual mengacu kepada ketertarikan seseorang
baik terhadap sesama jenis maupun lawan jenis,dan Transgender mengacu pada
pengubahan/transformasi diri satu jenis kelamin ke jenis kelamin lainnya
(awalnya laki-laki kemudian merubah dirinya menjadi seorang perempuan ataupun
sebaliknya)
Dizaman dahulu pada
saat kekaisaran romawi sekitar 54-68M Nero seorang akisar yang memiliki empat
orang istri, dan istri terakhirnya bernama sporus yang sebelumnya adalah
laki-laki yang mengubah dirinya menajdi perempuan. Itu salah satu contoh pada zaman dahulu bahwa
sudah terjadi yang namanya LGBT.
LGBT lahir dan tumbuh
dalam dinamika masyarakat yang kompleks, tidak memandang ideology Negara tempat
ia berada, dinamika LGBT tak dipandang isu politik, ekonomi maupun budaya. Ia lahir
dalam sebuah pengalaman yang secara personal tidak merasa nyaman dengan kondisi
tubuh dan jiwanya. Tanpa bermaksud menggeneralisasi dinamika eropa yang
sedemikian kompleks telah menginjeksikan sejumlah wacana dasar yang sebenarnya
telah diketahui oleh masyarakat dibelahan dunia lainnya, namun dalam memandang
konteks LGBT eropa yang sadar dengan merevitalisasi isu ini menjadi sebuah isu
global lewat imperialisme dan kolonialisme yang mewabah di abad ke-17.
Sebagian besar kritik
yang diarahkan kepada individu pelaku LGBT dilontarkan oleh organisasi
keagamaan dan lembaga pendidikan. Sudut pandang agama tentunya mendominasi
pendapat soal LGB, dari sudut pandang agama yang mainstream, LGBT tidak bisa
dibenarkan . Keberadaan LGBT di Indonesia dinilai bertentangan dengan moral dan
budaya bangsa. Mentri riset dan teknologi pendidikan tinggi, M. Nasir dengan
tegas menolak keberadaan LGBT di Indonesia yang dianggap melanggar kesusilaan
dan standar nilai yang dijaga.
Konteks yang dibangun
dalam dinamikaLGBT adalah konteks yang lahir dari sebuah sentimen. Pada dasarnya
manusia tidak dapat menghindarkan dirinya dari asumsi. LGBT menurut para aktivisnya
merupakan perwujudan Hak Asasi Manusia (HAM). Persoalan dasar para pelaku LGBT tentu
sangatlah kompleks. Pendekatan sosiologis dan psikologis sangatlah dibutuhkan untuk
meredam penyebarannya kegenerasi muda yang sangat rentan terkena pengaruhnya. Ini
merupakan sebuah kerangka jangka panjang, sementara itu mereka yang sudah
terlanjur jatuh kedalamnya harus secara sadar dan mengakui bahwa LGBT merupakan
sesuatu yang secara moral tidak baik karena menentang kodrat yang digariskan
oleh Allah SWT.
Terkait penyakit
menular seksual. Maraknya LGBT yang dianggap jadi alasan makin meluasnya
penyebaran HIV/AIDS. Dan resiko penularan dari hubungan seksual laki-laki dengan
laki-laki lebih tinggi dari lainnya. Meski resiko yang mendekati pasti adalah
melalui transfuse darah, lalu lewat jarum suntik.
Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk menghindari agar tidak terjadi kasus LGBT, diantaranya :
·
Mendekatkan diri kepada tuhan
Selalu
berdoa, beribadah setiap kali merasa dirinya berfikiran yang tidak seharusnya
(berfikiran negative)
·
Bersosialisasi dengan baik terhadap
lingkungan
Dengan
bersosialisasi tentunya dapat membuat hati tidak merasa kesepian dan merasa
sendiri. Akan ada selalu yang memperhatikan, menasehati serta mendampingi
·
Menghindarkan diri dari pergaulan yang
tidak benar
Lebih
waspada dalam memilih teman, karna teman yang baik akan membawa kita dalam
kebaikan, dan sebaliknya. Teman yang baik akan selalu mengingatkan kita kepada
jalan yang benar.
LGBT ini disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu :
1.
Hormon
Pria
dengan homoseksual memiliki tingkat hormone androgen lebih rendah dari oada
heteroseksual.
2.
Ketidaknyamanan
Lelaki
gay memiliki sifat yang lebih feminism, lemah gemulai, dan lesbian memiliki
sifat maskulin. Hal ini bisa muncul akibat adanya ketidaknyamanan atau diejek
oleh oranglain Karena bentuk tubuh yang tidak biasanya, sehingga anak perempuan
yang tidak nyaman akan menjadi seorang yang tomboy.
3.
Sosial
Contohnya
anak laki-laki terbiasa bermain dengan anak perempuan, bermain boneka yang
membentuk jiwa feminimnya. Selain itu gaya hidup juga berpengaruh, dapat memacu
orang untuk berkembang ke arah yang menyimpang karena rasa aingin tahu yang
berlebih.
4.
Genetik.
LGBT menjadi sorotan
terhadap masyarakat saat ini, mendapatkan perhatian sosial dan kontra atau
penolakan terhadap adanya kasus ini. Apapun pilihan seseorang untuk menjalankan
hidupnya tidaklah untuk dihina,
dikucilkan, serta dijauhkan dari lingkungan masyarakat. Namun yang
dibuthkan ialah dukungan positif, kasih sayang yang mendorong mereka untuk
menjadi seseorang yang lebih baik lagi.
Sekian penjelasan yang
dapat saya sampaikan, mudah-mudahan dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr.
Wb.







