Nama : Rafa Friday Wulandari
NPM : 34417852
Kelas : 1ID09
Pendidikan karakter mrupakan salah satu kunci dari
kemajuan dan pembangun kehidupan hingga saat ini. Dengan kekuatan dan keutamaan
karakter, orang dapat menghasilkan perasaan-perasaan positif dalam situasi apa
pun. Selain itu, setiap manusia juga dapat melihat sisi-sisi baik dari suatu
perjalanan hidup sehingga mampu memberikan penilaian positif terhadap kehidupan
pribadinya. Pada dasarnya, kekuatan karakter bersumber pada keberadaan manusia
sebagai makhluk spritual. Manusia memiliki daya-daya spiritual yang memberikan
kebebasan kepadanya untuk melampaui apa yang ada di dunia ini dan saat ini.
Spritualitas manusia merupakan dasar dari kekuatan karakter. Kemampuan manusia
untuk memperbaiki diri dan dunianya dari waktu ke waktu bersumber pada
daya-daya spritualnya. Pada penciptaan kehidupan, Tuhan menciptakannya dengan
rasa cinta. Oleh karena itu, dalam kehidupan setiap manusia pasti memiliki
cinta baik cinta terhadap Tuhan, orang lain, mau pun hanya kepada dirinya
sendiri.
Cinta merupakan salah satu bentuk terpenting dari ketertarikan antar
pribadi. Pada dasarnya, cinta terdiri atas 4 elemen utama: pengertian,
kepercayaan, kerja sama, dan pernyataan kasih sayang. Selain itu, cinta juga
melahirkan rasa kemanusiaan, yakni rasa untuk menjalin hubungan antara diri
sendiri dengan orang lain secara dekat, dan pada umumnya bercirikan kegiatan
berbagi, saling melengkapi, dan peduli yang saling membalas. Kemanusiaan dan
cinta merupakan pondasi paling dasar dalam keberadaan kehidupan ini.
Kemanusiaan dan cinta merupakan keutamaan yang mencakup kemampuan interpersonal
(hubungan antara diri sendiri dengan orang lain) dan cara menjalin pertemanan
dengan orang lain.
Dalam
usaha membentuk karakter, diperlukan pemahaman mengenai keutamaan dan kekuatan
karakter yang sejauh ini sudah dikembangkan oleh manusia. Terdapat 6 kategori
keutamaan dan kekuatan karakter yaitu transedensi, kebijaksanaan dan
pengetahuan, kemanusiaan dan cinta, kesatriaan, keadilan, dan pengelolaan diri.
Dari 6 karakter tersebut, yang menjadi dasar dari semua karakter adalah
transedensi yakni merupakan keutamaan yang menghubungkan kehidupan manusia
dengan seluruh alam semesta dan memberi makna kepada kehidupan. Selain itu
transedensi identik dengan hubungan spiritual yang menghasilkan rasa cinta dan
kemanusiaan. Cinta dan kemanusiaan merupakan hubungan sebab-akibat adanya
kehidupan di dunia ini. Berkat cinta dan kemanusiaan, timbul berbagai interaksi
sosial yang penuh dengan cinta kasih, kebaikan hati, dan kecerdasan sosial.
Kebaikan
hati mencakup kedermawanan, pemeliharaan, perawatan, kasih sayang, dan
altruistik (rasa ikhlas, tulus, dan mengerjakan sesuatu tanpa pamrih)
menjadikan orang mau berbagi kesenangan dan kebaikan dengan orang lain. Orang
dengan kekuatan ini menjadi berbuat baik sebagai bagian dari pengembangan
dirinya. Dari kekuatan ini, juga timbul keutamaan yang lainnya yakni
kebijaksanaan dan pengetahuan. Orang yang memiliki kebaikan hati, cenderung
terbuka satu sama lain dan memiliki kemampuan memahami perspektif yang berbeda,
memahaminya, dan memadukannya secara sinergis untuk pencapaian hidup yang baik.
Selain itu, timbul pula keutamaan pengelolaan diri yang baik, yakni pemaaf,
penuh pertimbangan, dan regulasi diri.
Kecerdasan
sosial mencakup kecerdasan emosional yakni kecerdasan dalam mengendalikan diri
sendiri dan aktivitas emosi dalam dirinya dan kecerdasan intrapersonal yang
merupakan kecerdasan terhadap hubungan dengan dirinya sendiri. Orang yang
memiliki kemampuan ini dapat memahami motif dan perasaan orang lain, serta
memahami motif dan perasaan diri sendiri dan menimbulkan keutamaan lainnya
yaitu keadilan. Keadilan merupakan keutamaan dalam bermasyarakat dengan
kemampuan menempatkan suatu hal sesuai pada tempatnya. Pada umumnya, orang yang
memiliki kecerdasan emosional dan keadilan akan membentuk karakter lainnya
yakni karakter pemimpin. Selain itu, orang dengan kekuatan kecerdasan emosional
dan kecerdasan intrapersonal dapat menempatkan diri sesuai dengan kebutuhan
orang lain tanpa mengorbankan kebutuhan diri sendiri. Mereka mengembangkan
dirinya sekaligus juga mengembangkan orang lain. Dari sinilah, timbul keutamaan
karakter kesatriaa. Kesatriaan mencakup kebesaran menyatakan kebenaran dan
mengakui kesalahan, teguh dan keras hati, integritas, dan bersemangat.
Jadi,
jika dipahami dan ditelusuri dengan baik keenam unsur keutamaan tersebut saling
terikat dan ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian, untuk menjadi
manusia yang berkarakter kuat maka kita harus mampu mengaplikasikan keenam
keutamaan tersebut. Selain itu, setiap keutamaan dilandaskan dengan altruisme
yakni melaksanakan tiap keutamaan dengan rasa ikhlas dan tulus dari hati.
Daftar
Pustaka :
Ahmadi,
A. (1999). Psikologi sosial. Jakarta: Bineka Cipta.
Takwin,
B. (2011). Filsafat, logika, etika, dan kekuatan
dan keutamaan karakter. Jakarta: LPFEUI.